10 Strategi minimalis mengantarkan jurnal agar bisa terindeks scopus



CONTOH SCOPUS REJECTION---ENGLISH VERSION
Some further feedback is below:

- The geographical reach of authorship and/or content is still limited.
- The journal shows an uneven scholarly quality in the articles, indicating that peer review and editorial management must be strengthened.
- A significant proportion of the articles are of academic quality and do not meet international standards.
- The composition of the Editorial Board needs to be further diversified and grow for a global reach.
- Many good international journals already cover this subject area. Consider strengthening your identity and identify areas that can attract international scholars.



8 LANGKAH INTERNASIONALISASI JURNAL

1. Fokus pada publikasi berkualitas tinggi saja. Reject artikel yang low quality.

2. Cantumkan abstrak dalam bahasa Inggris di awal artikel jurnal yang se-detail mungkin. Abstrak yang panjang menarik pembaca yang mungkin tidak menguasai Bahasa di full text selain Bahasa Inggris. Misal full text in Russian,Chinese, Latin or Indonesian.

3. Pertimbangkan untuk menerjemahkan artikel utama yang diandalkan untuk Scopus submission ke dalam bahasa Inggris. Untuk jurnal yang ingin naik level ke SINTA 2 usahakan 50% artikel yang terbit diterjemahkan in English.

4. Perluas jajaran dewan redaksi sebanyak mungkin yang punya reputasi internasional: minim 4 negara dan dari 3-5 benua. Tentukan afiliasi anggota dewan dan editor dan Pastikan bahwa mereka yang terlibat dalam jurnal itu sendiri memiliki profil SCOPUS ID dan profil ilmiah yang kuat

5. Perluas kepengarangan secara internasional.H-index scopus ID/WOS ID perlu dicek.

6. Jelaskan alasan eksistensi jurnal dalam istilah ilmiah di situs web journal. Jelaskan mengapa jurnal itu harus eksis secara online sehingga menarik minat para akademisi internasional

7. Jalin hubungan dengan para akademisi internasional dan fasilitasi kontribusi mereka terhadap jurnal (misalnya, ubah jurnal itu sendiri menjadi semacam komunitas atau asosiasi intelektual)

8. Ambil langkah-langkah untuk meningkatkan profil jurnal secara internasional; daftarkan jurnal ke DOAJ, ASEAN Citation index, ERIC, WoS, Scopus.


10 Strategi minimalis mengantarkan jurnal agar bisa terindeks scopus

1. Perhatikan H-index penulis, semakin tinggi H-Index scopus id nya semakin baik. Ada juga gagasan menarik misalnya di jurnal Automotive Experiences untuk menarik partisipasi penulis yang hebat dan keren dalam authorship jika author H-Index scopus id nya 15 ke atas boleh lah dikasih fasilitas gratis APC.

2. Perhatikan H-index Editor harus lebih tinggi daripada reviewernya. ada pandangan umum bahwa di Indonesia itu reviewer itu lebih tinggi kedudukannya dari editor sedangkan di luar negeri berbeda. misalnya di Journal of Pragmatics yang Q1 : https://www.journals.elsevier.com/journal-of-pragmatics. isinya adalah editor dan jika ada reviewer dibahasakan review editor.
contoh yang baik dalam poin ini ialah Editor in Chief yang H-Index lumayan tinggi ialah EIC SiELE yang terindeks scopus Q1, EIC nya Ibu Prof. Dr. Yunisrina Qismullah Yusuf, M.Ling., memiliki H index 8 di Scopus id nya. kesimpulannya editor jurnal yang baik juga harus memperbaiki diri menjadi penulis yang baik. jangan hanya rejact-reject tapi nggak pernah nulis. hmmmm gue banget :) :D

3. Cek H-index/sitasi jurnal. ini masih debatable karena ada yang berpendapat besarnya jumlah sitasi akan menentukan setidaknya 25 persen performa standing sebuah jurnal untuk dilirik team CSAB Scopus dan di sisi yang lain scopus citedness kecil tidak masalah asal ada aspek lain yang menonjol. contohnya ada jurnal-jurnal yang ketika apply ke scopus, scopus citedness relatif kecil atau sedikit seperti Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam (ar-raniry.ac.id) atau Islamic Guidance and Counseling Journal (iaimnumetrolampung.ac.id) tapi bisa terindeks karena aspek focus n scope yang super spesialis, grammar yang baik dan mutu artikel yang high quality merata pada jurnal-jurnal tersebut.

4. Keunikan focus and scope jurnal/super specialis. team CSAB Scopus biasa mereject jurnal yang aim and scope sudah ada contohnya di jurnal yang terindeks scopus.

5. Konsistensi antara focus in scope dan artikel yg diterbitkan. Misalnya disebutkan sebuah jurnal adalah kajian hukum Islam di asia tenggara tetapi author hanya dari indonesia; berarti tidak sesuai yang dinyatakan di deskripsi jurnal dan focus and scope dengan kenyataannya.

6. Diversity of authors dan Editors sebaiknya jangan hanya dari Benua Asia dan Afrika. sebaiknya ada juga yang dari benua Eropa, Amerika dan Australia. ini yang saya pahami dari komentar team CSAB Scopus:
- The geographical reach of authorship and/or content is still limited.
- The composition of the Editorial Board needs to be further diversified and grow for a global reach. Perwakilan editor minimal dari 3 benua (Tips dari Prof. Istadi-UNDIP, Suhu per-jurnal-an Indonesia)


7. Jaga Konsistensi jumlah terbitan per issue: Pengalaman di IJIMS Journal-UIN Salatiga dan juga seleksi di indexing Web of science. konsistensi jumlah terbitan termasuk catatan penting. jika satu issue terbit 6 paper, seterusnya harus konsisten 6 paper. jangan berubah jadi 7, 8 atau 9 karena banyaknya artikel yang masuk.

8. Artikel yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris wajib di-proofread oleh native speaker. Google translate, Grammarly, Quillbot saja tidak cukup. Perlu human editor idealnya native speakers dan ahli dibidang ilmu yang diproofread.

9. Jangan menyebutkan jurnal anda jurnal Internasional jika sebenarnya focus and scope-nya kajian lokal. lebih baik jurnal lokal tapi cita rasa global dari pada mengaku jurnal internasional tapi sebenarnya ini jurnal lokal.
Pengalaman IJTIHAD journal UIN Salatiga Alhamdulillah bisa terindeks scopus karena menambahkan wording ini di focus and scope: The journal puts emphasis on aspects related to Islamic Jurisprudence studies in an Indonesian context, with special reference to culture, diversity, living norms and customs, politics, sociology.....

10. Berdoa, tahajjud, dan banyak sedekah ini yang utama, guys!. usaha bumi itu 10%, usaha langit 90 persen. Allahumma scopus accepted. Aamiin.

Big Secret of Becoming Scopus Q1 Indexed Journal in Indonesia

An Exclusive Interview with Prof. Dr. Zakiyudin Bhaidawy, M.Ag Chancellor of IAIN Salatiga 2019-2023 with Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I on the IJIMS Journal at the Aston Jember Hotel, on June 26, 2019. The IJIMS Journal (Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies) is a journal in the Graduate Program of IAIN Salatiga. IJIMS has been indexed by Scopus Q1, Crossref, Copernicus Index, Islamicus Index, and many more. In addition, IJIMS has received national accreditation (A) from the Ministry of Research, Technology, and Higher Education. The following is our interview with Basuki Kurniawan from the Media Center of the Syari'ah Faculty with the Chancellor of IAIN Salatiga Prof. Dr. Zakiyudin Bhaidawy, M.Ag with the Dean of the Faculty of Sharia IAIN Jember Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M. Fil. I.

How do you start the IJIMS Journal?

15 Poin Penting Tata Kelola Jurnal yang Ideal

  1. Pastikan ada Kesesuaian nama jurnal dengan yg terdaftar di e-ISSN (di Website, di Header, dan di judul sirahan full text artikel).
  2. Pastikan Kelengkapan Publication Ethics.
  3. Pastikan DOI tidak broken link.
  4. Pastikan Focus and Scope Jurnal idealnya unik dan spesialis.
  5. Pastikan Kejelasan Nama Penerbit di deskripsi jurnal di halaman depan website (bukan di footer).

Journal Manager: 8 TIPS MENJADI PENGELOLA JURNAL YANG IDEAL

Journal Manager: 8 TIPS MENJADI PENGELOLA JURNAL YANG IDEAL: