Halaman
Proses Review Spektakuler di Tandfonline.com perlu 10 Tahun dari submit sampai publish
16 kriteria Scopus dan 24 Kriteria WoS untuk inklusi jurnal
16 kriteria Scopus dan 24 Kriteria WoS untuk inklusi jurnal
Timeline keberhasilan jurnal IJIMS terindeks di Scopus dan Q1 di scimago
IJIMS (Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies) adalah salah satu jurnal milik IAIN Salatiga di Program Pascasarjana IAIN Salatiga. Untuk saat ini IJIMS telah terindeks oleh Scopus Q1, Crossref, Copernicus Index, Islamicus Index, dan masih banyak lagi. Selain itu, IJIMS telah mendapatkan akreditasi nasional (A) dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Tahun 2011 merupakan tahun berdirinya IJIMS. Setelah tiga tahun, pada tahun 2014, IJIMS langsung terakreditasi A dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (dulu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Tahun itu adalah tahun pembuktian bahwa pengelola jurnal IJIMS telah menentukan manajemen dan roadmap yang jelas. Visinya tidak hanya jurnal yang diakui secara nasional tetapi juga harus diakui secara internasional. Pada saat itu, jurnal sudah mulai ditulis dalam bahasa Inggris.
Pada tahun 2016, tepatnya pada bulan April, pengelola jurnal IJIMS mendaaftarkan jurnal ke www.scopus.com. Pada 13 Agustus 2017, web indeks kelas dunia itu akhirnya menerima jurnal ini dalam inklusi database mereka.
Setelah berhasil terindeks di Scopus, untuk masuk ke Scimago, butuh waktu satu tahun lagi. Tepatnya pada 1 Juni 2019, jurnal IJIMS masuk di Scimago dan kemudian beberapa waktu berada di Quartil 1 atau Q1. Scimago merupakan salah satu lembaga yang mengeluarkan pemeringkatan untuk jurnal-jurnal dunia.
10 Strategi minimalis mengantarkan jurnal agar bisa terindeks scopus

CONTOH SCOPUS REJECTION---ENGLISH VERSION
Some further feedback is below:
- The geographical reach of authorship and/or content is still limited.
- The journal shows an uneven scholarly quality in the articles, indicating that peer review and editorial management must be strengthened.
- A significant proportion of the articles are of academic quality and do not meet international standards.
- The composition of the Editorial Board needs to be further diversified and grow for a global reach.
- Many good international journals already cover this subject area. Consider strengthening your identity and identify areas that can attract international scholars.
8 LANGKAH INTERNASIONALISASI JURNAL
1. Fokus pada publikasi berkualitas tinggi saja. Reject artikel yang low quality.
2. Cantumkan abstrak dalam bahasa Inggris di awal artikel jurnal yang se-detail mungkin. Abstrak yang panjang menarik pembaca yang mungkin tidak menguasai Bahasa di full text selain Bahasa Inggris. Misal full text in Russian,Chinese, Latin or Indonesian.
3. Pertimbangkan untuk menerjemahkan artikel utama yang diandalkan untuk Scopus submission ke dalam bahasa Inggris. Untuk jurnal yang ingin naik level ke SINTA 2 usahakan 50% artikel yang terbit diterjemahkan in English.
4. Perluas jajaran dewan redaksi sebanyak mungkin yang punya reputasi internasional: minim 4 negara dan dari 3-5 benua. Tentukan afiliasi anggota dewan dan editor dan Pastikan bahwa mereka yang terlibat dalam jurnal itu sendiri memiliki profil SCOPUS ID dan profil ilmiah yang kuat
5. Perluas kepengarangan secara internasional.H-index scopus ID/WOS ID perlu dicek.
6. Jelaskan alasan eksistensi jurnal dalam istilah ilmiah di situs web journal. Jelaskan mengapa jurnal itu harus eksis secara online sehingga menarik minat para akademisi internasional
7. Jalin hubungan dengan para akademisi internasional dan fasilitasi kontribusi mereka terhadap jurnal (misalnya, ubah jurnal itu sendiri menjadi semacam komunitas atau asosiasi intelektual)
8. Ambil langkah-langkah untuk meningkatkan profil jurnal secara internasional; daftarkan jurnal ke DOAJ, ASEAN Citation index, ERIC, WoS, Scopus.
1. Perhatikan H-index penulis, semakin tinggi H-Index scopus id nya semakin baik. Ada juga gagasan menarik misalnya di jurnal Automotive Experiences untuk menarik partisipasi penulis yang hebat dan keren dalam authorship jika author H-Index scopus id nya 15 ke atas boleh lah dikasih fasilitas gratis APC.
2. Perhatikan H-index Editor harus lebih tinggi daripada reviewernya. ada pandangan umum bahwa di Indonesia itu reviewer itu lebih tinggi kedudukannya dari editor sedangkan di luar negeri berbeda. misalnya di Journal of Pragmatics yang Q1 : https://www.journals.elsevier.com/journal-of-pragmatics. isinya adalah editor dan jika ada reviewer dibahasakan review editor.
contoh yang baik dalam poin ini ialah Editor in Chief yang H-Index lumayan tinggi ialah EIC SiELE yang terindeks scopus Q1, EIC nya Ibu Prof. Dr. Yunisrina Qismullah Yusuf, M.Ling., memiliki H index 8 di Scopus id nya. kesimpulannya editor jurnal yang baik juga harus memperbaiki diri menjadi penulis yang baik. jangan hanya rejact-reject tapi nggak pernah nulis. hmmmm gue banget :) :D
3. Cek H-index/sitasi jurnal. ini masih debatable karena ada yang berpendapat besarnya jumlah sitasi akan menentukan setidaknya 25 persen performa standing sebuah jurnal untuk dilirik team CSAB Scopus dan di sisi yang lain scopus citedness kecil tidak masalah asal ada aspek lain yang menonjol. contohnya ada jurnal-jurnal yang ketika apply ke scopus, scopus citedness relatif kecil atau sedikit seperti Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam (ar-raniry.ac.id) atau Islamic Guidance and Counseling Journal (iaimnumetrolampung.ac.id) tapi bisa terindeks karena aspek focus n scope yang super spesialis, grammar yang baik dan mutu artikel yang high quality merata pada jurnal-jurnal tersebut.
4. Keunikan focus and scope jurnal/super specialis. team CSAB Scopus biasa mereject jurnal yang aim and scope sudah ada contohnya di jurnal yang terindeks scopus.
5. Konsistensi antara focus in scope dan artikel yg diterbitkan. Misalnya disebutkan sebuah jurnal adalah kajian hukum Islam di asia tenggara tetapi author hanya dari indonesia; berarti tidak sesuai yang dinyatakan di deskripsi jurnal dan focus and scope dengan kenyataannya.
6. Diversity of authors dan Editors sebaiknya jangan hanya dari Benua Asia dan Afrika. sebaiknya ada juga yang dari benua Eropa, Amerika dan Australia. ini yang saya pahami dari komentar team CSAB Scopus:
- The geographical reach of authorship and/or content is still limited.
- The composition of the Editorial Board needs to be further diversified and grow for a global reach. Perwakilan editor minimal dari 3 benua (Tips dari Prof. Istadi-UNDIP, Suhu per-jurnal-an Indonesia)
7. Jaga Konsistensi jumlah terbitan per issue: Pengalaman di IJIMS Journal-UIN Salatiga dan juga seleksi di indexing Web of science. konsistensi jumlah terbitan termasuk catatan penting. jika satu issue terbit 6 paper, seterusnya harus konsisten 6 paper. jangan berubah jadi 7, 8 atau 9 karena banyaknya artikel yang masuk.
8. Artikel yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris wajib di-proofread oleh native speaker. Google translate, Grammarly, Quillbot saja tidak cukup. Perlu human editor idealnya native speakers dan ahli dibidang ilmu yang diproofread.
9. Jangan menyebutkan jurnal anda jurnal Internasional jika sebenarnya focus and scope-nya kajian lokal. lebih baik jurnal lokal tapi cita rasa global dari pada mengaku jurnal internasional tapi sebenarnya ini jurnal lokal.
Pengalaman IJTIHAD journal UIN Salatiga Alhamdulillah bisa terindeks scopus karena menambahkan wording ini di focus and scope: The journal puts emphasis on aspects related to Islamic Jurisprudence studies in an Indonesian context, with special reference to culture, diversity, living norms and customs, politics, sociology.....
10. Berdoa, tahajjud, dan banyak sedekah ini yang utama, guys!. usaha bumi itu 10%, usaha langit 90 persen. Allahumma scopus accepted. Aamiin.
LIST JURNAL DI FTIK IAIN PEKALONGAN
ERUDITA JOURNAL OF ELT
http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/ERUDITA/index
CIRCLE JURNAL TADRIS MATEMATIKA
http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/circle/index
IJIEE (PGMI)
e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/ijiee/index
Asghar (PIAUD)
http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/asghar
SOURCE: http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/