ENGLISH VERSION
Some further feedback is below:
- The geographical reach of authorship and/or content is still limited.
- The journal shows an uneven scholarly quality in the articles, indicating that peer review and editorial management must be strengthened.
- A significant proportion of the articles are of academic quality and do not meet international standards.
- The composition of the Editorial Board needs to be further diversified and grow for a global reach.
- Many good international journals already cover this subject area. Consider strengthening your identity and identify areas that can attract international scholars.
- The geographical reach of authorship and/or content is still limited.
- The journal shows an uneven scholarly quality in the articles, indicating that peer review and editorial management must be strengthened.
- A significant proportion of the articles are of academic quality and do not meet international standards.
- The composition of the Editorial Board needs to be further diversified and grow for a global reach.
- Many good international journals already cover this subject area. Consider strengthening your identity and identify areas that can attract international scholars.
8 Strategi minimalis mengantarkan jurnal agar bisa terindeks scopus
1. Perhatikan H-index penulis, semakin tinggi H-Index scopus id nya semakin baik. Ada juga gagasan menarik misalnya di jurnal Automotive Experiences untuk menarik partisipasi penulis yang hebat dan keren dalam authorship jika author H-Index scopus id nya 15 ke atas boleh lah dikasih fasilitas gratis APC.
2. Perhatikan H-index Editor harus lebih tinggi daripada reviewernya. ada pandangan umum bahwa di Indonesia itu reviewer itu lebih tinggi kedudukannya dari editor sedangkan di luar negeri berbeda. misalnya di Journal of Pragmatics yang Q1 : https://www.journals.elsevier.com/journal-of-pragmatics. isinya adalah editor dan jika ada reviewer dibahasakan review editor.
contoh yang baik dalam poin ini ialah Editor in Chief yang H-Index lumayan tinggi ialah EIC SiELE yang terindeks scopus Q1, EIC nya Ibu Prof. Dr. Yunisrina Qismullah Yusuf, M.Ling., memiliki H index 8 di Scopus id nya. kesimpulannya editor jurnal yang baik juga harus memperbaiki diri menjadi penulis yang baik. jangan hanya rejact-reject tapi nggak pernah nulis. hmmmm gue banget :) :D
3. Cek H-index/sitasi jurnal. ini masih debatable karena ada yang berpendapat besarnya jumlah sitasi akan menentukan setidaknya 25 persen performa standing sebuah jurnal untuk dilirik team CSAB Scopus dan di sisi yang lain scopus citedness kecil tidak masalah asal ada aspek lain yang menonjol. contohnya ada jurnal-jurnal yang ketika apply ke scopus, scopus citedness relatif kecil atau sedikit seperti Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam (ar-raniry.ac.id) atau Islamic Guidance and Counseling Journal (iaimnumetrolampung.ac.id) tapi bisa terindeks karena aspek focus n scope yang super spesialis, grammar yang baik dan mutu artikel yang high quality merata pada jurnal-jurnal tersebut.
4. Keunikan focus and scope jurnal/super specialis. team CSAB Scopus biasa mereject jurnal yang aim and scope sudah ada contohnya di jurnal yang terindeks scopus.
5. Konsistensi antara focus in scope dan artikel yg diterbitkan. Misalnya disebutkan sebuah jurnal adalah kajian hukum Islam di asia tenggara tetapi author hanya dari indonesia; berarti tidak sesuai yang dinyatakan di deskripsi jurnal dan focus and scope dengan kenyataannya.
6. Perwakilan editor minimal dari 3 benua (tips dr Prof. Istadi)
7. Artikel yang diterbitkan dalam Bahasas Inggris wajib di-proofread oleh native speaker. Google translate, Grammarly, Quillbot saja tidak cukup. Perlu human editor idealnya native speakers dan ahli dibidang ilmu yang diproofread.
8. Berdoa, tahajjud, dan banyak sedekah ini yang utama, guys!. usaha bumi itu 10%, usaha langit 90 persen. Allahumma scopus accepted. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar