1. Ketidakkonsistenan
Jumlah Artikel per Terbitan (Issue)
Jumlah artikel yang dimuat pada setiap issue harus konsisten. Misalnya, jika
biasanya satu issue memuat delapan artikel, maka perubahan menjadi tujuh atau
sembilan artikel dapat dianggap sebagai ketidakkonsistenan penerbitan dan
menjadi catatan negatif.
2. Tidak
Adanya Research Consent (Persetujuan Riset)
Penelitian yang melibatkan manusia harus mencantumkan bukti adanya research
consent atau persetujuan etis. Selain itu, penyebutan nama asli, usia,
atau identitas responden tanpa izin tertulis tidak diperbolehkan.
3. Kepatuhan
terhadap Publication Ethics
Salah satu aspek yang sering dipermasalahkan adalah penerapan etika publikasi.
Dewan editor (editorial board) harus bersifat in-house dan
bukan hasil salin-tempel dari jurnal lain. Jurnal juga harus memiliki kekhasan
tersendiri, meskipun contoh referensi ideal
di jurnal yang mana tidak pernah disebutkan oleh tim penilai Web of Science.
4. Kebijakan
Bahasa dan Judul Artikel
Judul artikel yang tampil pada laman web jurnal wajib menggunakan bahasa
Inggris. Artikel boleh ditulis dalam bahasa Indonesia, namun harus menyertakan
versi bilingual (Inggris–Indonesia) pada bagian judul, abstrak, dan kata kunci.
Judul artikel di ToC (table of content) berbahasa lokal tidak diperkenankan
muncul pada tampilan web journal.
5. Rekam
Jejak dan Reputasi Dewan Editor
Anggota dewan editor wajib memiliki rekam jejak publikasi yang menunjukkan
reputasi internasional serta keahlian (expertise) yang relevan dengan bidang
jurnal. Kredibilitas ini menjadi salah satu faktor penting dalam proses
penilaian.
6. Kesalahan
Tautan (Link URL) dalam Laman Jurnal
Terkadang terdapat tautan URL yang masih mengarah ke jurnal lain akibat proses
penyalinan (copy-paste) tanpa pemeriksaan menyeluruh. Hal ini menunjukkan
kurangnya ketelitian dalam manajemen situs jurnal.
7. Kualitas
Penggunaan Bahasa Inggris
Bahasa Inggris yang digunakan dalam artikel maupun laman web jurnal harus
sesuai dengan standar internasional. Terjemahan yang keliru, penggunaan istilah
yang tidak tepat, atau gaya bahasa yang tidak profesional sering menjadi alasan
penolakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar